Langsung ke konten utama

AFTER AKAD LANGSUNG DISENGAT LEBAH!

Assalamu'alaikum Wr Wb...
Long time no see my blog, sorry because I left you so long :( 
Memang bener ya kata orang-orang, memulai itu lebih mudah dibanding dengan istiqomah. Suliiitt sekali untuk istiqomah ini gaes. Bismillah ya, semoga kali ini bisa bener-bener berada di jalur untuk mengejar mimpi. Keep focus, No! Pasang kacamata kuda mu! Oke langsung cuss aja ke topik ya.

Alhamdulillah 2018 kemarin menjadi akhir tahun yang mendebarkan sekaligus membahagiakan. Why? Ya karena 2018 kemarin, tepatnya tanggal 8 Desember saya sah ganti status. YEAYY!! Percaya enggak percaya sebenarnya, kalau saya ini sekarang sudah menikah dan mungkin orang-orang terdekat yang tahu betul bagaimana saya, pun merasakan yang demikian. Seorang Retno, yang dulunya cengeng, childish, yang kalau sudah dateng mood swingnya bikin orang-orang disekitar kebingungan. (i know when my mood swing is turning on, aku berubah jadi orang rese) Maaf yaa :(

Terus gimana nih rasanya setelah menikah, No? I said, hmm.. saya nyesel! Nyesel kenapa enggak nikah dari dulu, hehe. Eh, saya cerita dari mulai mau ijab qabul ya. Jadi gini, Alhamdulillah pernikahan kami berjalan dengan lancar, terbilang sukses kalau kata teman-temannya Mama. Dari sekian prosesi pernikahan, prosesi akad bagi saya adalah proses yang paling bikin saya melow, kalau ingat lagi pas akad, rasanya pengen nangis haru lagi. Deg-degan dan perasaan tidak karuan lainnya baru muncul pas saya selesai di make up dan keluar dari ruang rias pengantin. Dari ruang rias hingga memasuki gedung dan duduk di kursi yang sudah disediakan untuk akad, saya didampingi oleh para bridesmaid. Mulai menginjaki kaki masuk gedung, I said "Duh tolong, saya deg-degan nih, udah gemeteran duluan" (ekspresi senyum dipaksain padahal panik dan gemeteran). One of my bridesmaids said, "Tenang, pasti lancar!" dia menguatkan saya, tapi itu tidak berefek sama sekali, apalagi ketika saya melihat Kakak, Papa, Mama yang sudah duduk di area prosesi akad.

My bridesmaids. yang lainnya pada dateng kesiangan :(

Saya masih ingat ekpresi Kakak saya ketika melihat adiknya berjalan di karpet merah menuju kursi akad. Dia tersenyum, tidak berhenti memotret dengan ponselnya, dan matanya mulai berlinang, haru bahagia melepas adiknya ke sahabat semasa di pondok nya dulu. Ya, saya menikah dengan tablemate Kakak saya sendiri semasa SMP. Melihat ekpresi Kakak seperti itu, air mata saya mulai tidak bisa ditahan, belum lagi ketika melihat Papa, duduk persis di hadapan suamiku. Itu adalah moment paling langka, ketika kami (Saya, Kakak, Mama, dan Papa) berkumpul lagi dalam satu tempat setelah Mama dan Papa divorced.

Oke, prosesi akad berjalan sangat lancar, do'i (suamiku) mengucap ijab dengan lantang dan hanya satu kali, langsung saaahhh gaes! se-simple itu ternyata. Moment haru-haruan dilanjut dengan prosesi sungkem. Nah di prosesi sungkem ini kita udah enggak bisa nahan nangis lagi, do'i pun enggak nanggung-nanggung nangis sesenggukan ketika sungkem ke orang tua. Saya? apalagi. Udah semacam bodo amat deh sama make up. 

Proses sakral sudah terlewati nih gaes, tiba waktunya prosesi foto bersama keluarga. Ada pengalaman buruk nih pas setelah sungkem! Tangan saya disengat lebah dong, bayangkan! lebahnya enggak nangung-nanggung nyengat saya dua kali :( Sakit? tentu! jangan ditanya lagi. Rasanya senad senud, belum lagi pas hari pernikahan I'm getting period. Dan itu lagi banyak-banyaknya! Kalau kalian cewek, pasti kebayang kan bagaimana rasanya lagi banyak-banyaknya itu dan ini ditambah senad-senud dari sengatan lebah. Alhamdulillah! bye-bye make up dan ekspresi muka yang semakin enggak karuan T-T.

Puji syukur saya bisa merasakan hari yang bahagia itu dengan keadaan yang Alhamdulillah syekali gaes.  Saya juga merasakan bagaimana beratnya memakai siger (yang ditempelin di kepala), memakai baju resepsi yang super ribet, dan berdiri berjam-jam untuk salaman dengan tamu. I'm really happy! but I want to say, cukup sudah keribetan memakai baju resepsi, bulu mata palsu, heels, dan segala macam aksesorisnya. Saya sungguh merasa terbebani dengan memakai itu semua, because, this is me! Saya memang kurang cocok memakai pernak pernik perempuan, saya tetap belum bisa anggun walaupun disaat hari pernikahan. Tapi itu semua enggak penting sih, sing penting sekarang saya sudah menikah dan InsyaAllah siap mengarungi bahtera rumah tangga. Bismillah, semoga bisa menjadi istri sholehah, dan keluarga kami selalu ada dalam rahmat dan keberkahan Allah SWT.

my everything


Thank you readers!

Komentar

  1. Alhamdulillah ya cyin..menggalaukan hubungan semasa kuliah S2 bnr2 happy ending ๐Ÿ˜Š Glad to see ur relationship from the beginning till the ending, happy had marriage life dedek eno๐Ÿ’•

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Saat Foto Box

Anak muda sekarang nggak foto-foto ? hmm... kayaknya kurang gaul deh, soalnya di jaman yang udah canggih ini, difoto itu udah jadi kebiasaan baru bagi remaja sekarang. Ada beberapa tips nih buat kalian yang suka foto box. 1. Pilih tempat yang nyaman Biasanya foto box itu suka ada di tempat-tempat yang ramai, seperti mall, plaza dll. Nah kalian tinggal pilih tempat yang paling menarik perhatian dan tentunya bagus juga. 2. Ajak teman atau orang terdekat kita Pastinya nggak asik dong kalau kita foto-foto sendiri, apalagi kalo difoto box , kesannya itu bakalan nggak hidup, terus kita juga nggak ada temen buat ber-ekspresi. 3. Berganti gaya dengan cepat Kalian harus tau, Foto box nggak seperti foto biasa, jadi setiap satu kali foto, kita harus cepet-cepet ganti gaya lagi, soalnya foto box itu diwaktu. Jadi sebelum kita difoto, kita harus mikirin gaya dan ekspresi apa aja yang bakalan kita tunjukin. 4. Tunjukin gaya yang paling keren Sia-sia dong kalo pas lagi di foto, gaya kita cuma biasa-

One Team, One Spirit, One Goal !!

Pemberian Simulasi Penulisan Salah satu kru layout Xpresi (Imam) mempresentasikan dami buatannya Masih kru layout Xpresi (Teteng Randi) mempresentasikan dami halaman galerinya Reporter Xpresi, belajar wawancara dan membuat artikel Wawancara bertemakan kehidupan anak gank di sekolah Teteng, Imam dan Riko, simulasi membuat dami untuk halaman All crew Xpresi memulai simulasi

Senja dengan Biru

Aneh, menurutku aneh saja tiba-tiba ada wanita yang menghampiriku, mengulurkan tangannya,  duduk disebelahku tanpa dipersilahkan, dan menatap senja bersama-sama. Aku sendirian, dia pun sama. Kami tidak banyak bicara, tetapi kami merasa dekat satu sama lain. Aku mengenal Senja seperti senja yang biasa aku lihat, dia datang dan pergi begitu saja. Kami bertemu, di satu minggu itu kami selalu menatap senja bersama-sama. Kami hanya sebagai penikmat senja, yang kebetulan dipertemukan, atau mungkin memang ditakdirkan untuk bertemu. Ya, aku percaya Pencipta senja itu telah menyusun rencana untuk mempertemukan kami. “Mengapa namamu Senja?” tanyaku tanpa berharap jawaban. Tatapanku tidak bertitik, sesekali memang menoreh kepada Senja, tapi segera ku alihkan kembali kepada senja yang lain ketika dia mulai menyadari sedang diperhatikan. “Aku menyukai senja sejak kecil, orang tuaku juga sama-sama penikmat senja, kami selalu menikmati senja bersama,” ujar gadis bernama Senja itu. Rambutnya ya