By: Retno Dyah Pekerti ZAKY , bisa kita bertemu sore nanti? Di kafe tempat kamu biasa nongkrong. Aku tunggu jam empat sore. Langsung aku mencari nama Zaky di ponsel hitamku itu. Sepertinya aku sudah mempunyai keputusan. Walaupun aku tidak yakin dengan keputusanku itu. “Semoga aku mengambil keputusan yang baik,” ucapku. Ardan dan kejadian malam itu membuatku berfikir keras, dan akhirnya berani mengambil keputusan. Ibu sudah mulai tenang, ayah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Walaupun aku melihat ibu tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayah, namun akhirnya perempuan yang kini berusia 50 tahun itu memaafkan kesalahan suaminya. Entah apa yang dipikirkan ibu, beberapa kali ayah meminta maaf, dan semudah itu ibu memaafkannya. Walaupun jelas-jelas ia sudah tidak mempercayai imamnya itu. *** “Ky…” aku mengawali percakapan di kafe itu. Belum banyak pengunjung, karena memang kafe ini biasanya ramai di malam hari. Aku melihat Zaky se
My Life, Your Life, and Our Life...