Langsung ke konten utama

Selamat Tinggal Komedo dan Jerawat

foto by me 

Komedo jadi salah satu masalah yg sangat menganggu di area wajah. Enggak enak banget pas pegang hidung, permukaannya kasar, terus klo diliat dari kedekatan jadi ada bintik-bintik hitamnya gitu, belum lagi pori-pori yang besar. Bikin enggak pede banget deh πŸ˜₯πŸ˜₯

Beberapa kali pake pore pack, hasilnya? Keangkat sih, tapi dua hari kemudian ada lagi. Terus aja kayak gitu, sampe pori-pori nya semakin membesar. Setiap beli produk skin care, baik itu buat dipake sendiri atau nganter temen, pasti sambil nanyain ke si mbak-mbak beauty sales nya, produk apa sih yang ampuh buat menghilangkan komedo dan mengecilkan pori-pori. Jelas lah si mbak nawarin produk yang dijualnya. Saking gemes pengen bener-bener menghilangan komedo, ya saya percaya aja buat beli. Nyoba, kali aja memang beneran ampuh. Tapi, memang susah sih ya perkara komedo itu. Enggak bisa hilang secara ajaib, butuh proses, dan itu cukup lama. 

Sampai pada akhirnya ada teman yang menyarankan pakai Pure Skin Blackhead Clearing Mask dari Oriflame. Seperti biasa saya nyoba aja buat pakai, siapa tahu beneran ampuh. Masker ini dipakainya malam hari, setelah muka dibersihkan pakai milk cleanser dan facial foam. Cara pakainya sama seperti masker pada umumnya, si masker dicampur dengan air hangat secukupnya, lalu di oles-oleh deh ke wajah. Secukupnya ya, enggak perlu terlalu tebal atau tipis. Diamkan selama 10 sampai 15 menit, lalu bersihkan. Sedikit tips, disarankan dibersihkan memakai air hangat dan menggunakan lap atau kapas wajah. 

Hasilnya? Cukup memuaskan sih kalau menurut saya. Karena banyak komedo yang terangkat, permukaan di daerah hidung jadi lebih halus. Efek ke kulit wajahnya juga enggak bikin kering, justru sebaliknya, jadi lembut banget dan ringan di wajah. Recomended banget pokoknya, karena masker ini bisa untuk semua jenis kulit dan bisa juga untuk membasmi jerawat yang enggak kalah mengganggunya dengan komedo. Kalau pemakaian secara rutin, siap-siap deh kalian bilang; "Bye Bye komedo dan jerawaatt!" 😍😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Saat Foto Box

Anak muda sekarang nggak foto-foto ? hmm... kayaknya kurang gaul deh, soalnya di jaman yang udah canggih ini, difoto itu udah jadi kebiasaan baru bagi remaja sekarang. Ada beberapa tips nih buat kalian yang suka foto box. 1. Pilih tempat yang nyaman Biasanya foto box itu suka ada di tempat-tempat yang ramai, seperti mall, plaza dll. Nah kalian tinggal pilih tempat yang paling menarik perhatian dan tentunya bagus juga. 2. Ajak teman atau orang terdekat kita Pastinya nggak asik dong kalau kita foto-foto sendiri, apalagi kalo difoto box , kesannya itu bakalan nggak hidup, terus kita juga nggak ada temen buat ber-ekspresi. 3. Berganti gaya dengan cepat Kalian harus tau, Foto box nggak seperti foto biasa, jadi setiap satu kali foto, kita harus cepet-cepet ganti gaya lagi, soalnya foto box itu diwaktu. Jadi sebelum kita difoto, kita harus mikirin gaya dan ekspresi apa aja yang bakalan kita tunjukin. 4. Tunjukin gaya yang paling keren Sia-sia dong kalo pas lagi di foto, gaya kita cuma biasa-

One Team, One Spirit, One Goal !!

Pemberian Simulasi Penulisan Salah satu kru layout Xpresi (Imam) mempresentasikan dami buatannya Masih kru layout Xpresi (Teteng Randi) mempresentasikan dami halaman galerinya Reporter Xpresi, belajar wawancara dan membuat artikel Wawancara bertemakan kehidupan anak gank di sekolah Teteng, Imam dan Riko, simulasi membuat dami untuk halaman All crew Xpresi memulai simulasi

Senja dengan Biru

Aneh, menurutku aneh saja tiba-tiba ada wanita yang menghampiriku, mengulurkan tangannya,  duduk disebelahku tanpa dipersilahkan, dan menatap senja bersama-sama. Aku sendirian, dia pun sama. Kami tidak banyak bicara, tetapi kami merasa dekat satu sama lain. Aku mengenal Senja seperti senja yang biasa aku lihat, dia datang dan pergi begitu saja. Kami bertemu, di satu minggu itu kami selalu menatap senja bersama-sama. Kami hanya sebagai penikmat senja, yang kebetulan dipertemukan, atau mungkin memang ditakdirkan untuk bertemu. Ya, aku percaya Pencipta senja itu telah menyusun rencana untuk mempertemukan kami. “Mengapa namamu Senja?” tanyaku tanpa berharap jawaban. Tatapanku tidak bertitik, sesekali memang menoreh kepada Senja, tapi segera ku alihkan kembali kepada senja yang lain ketika dia mulai menyadari sedang diperhatikan. “Aku menyukai senja sejak kecil, orang tuaku juga sama-sama penikmat senja, kami selalu menikmati senja bersama,” ujar gadis bernama Senja itu. Rambutnya ya